Twitter, Facebook, dan Google Lumpuh Terserang DDoS

ddos attackSerangan cyber telah menimpa Twitter, Facebook, dan Google, dengan mengganggu layanan Twitter dan menyebabkan kekacauan di Facebook dan Google. Twitter mengalami down lebih dari satu jam di hari Kamis (06/8) pagi, sebelum perusahaan yang berbasis di California tersebut kembali online.

“Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) tersebut memang sempat mengganggu layanan kami, walaupun kami sudah merecover secara lengkap.” ungkap co-founder Twitter, Biz Stone. Bahkan, hingga Kamis sore, walaupun sudah di-recover, serangan masih terjadi dan masih sporadic sehingga beberapa orang tidak bisa posting ataau follow dari Twitter.

Sementara Facebook juga mengalami gangguan yang sama di Kamis pagi. “Tidak ada data pengguna yang terinfeksi dan kami sudah me-restore full akses ke situs Facebook untuk user. Namun, kami juga tetap memantau situasi.” ungkap juru bicara Facebook, Brandee Barker. Sementara itu, serangan yang sama juga menimpa website Google, namun Google berhasil menangkisnya. “System Google mampu mencegah adanya serangan yang berimbas kepada layanan kami. Kemudian kami mengajak perusahaan lain yang terkena DDoS untuk menangani serangan tersebut.” ungkap juru bicara Google, Nate Tyler. Untuk itu, Facebook, Twitter dan Google kemudian bekerja sama untuk menginvestigasi serangan DDoS tersebut.

DDoS sendiri merupakan serangan dari hacker yang menggunakan beberapa computer ‘zombie’ yang terinfeksi dengan virus, yang dikomando untuk mengunjungi sebuah website secara bersamaan. Akibatnya adalah dapat mengganggu server website, memperlambat kinerja layanan atau mematikan website. Serangan DDoS menghampiri Twitter sekitar pukul 6:00 am waktu local dan menyebabkan layanan tersebut down secara temporer. Kemudian akses ke website Twitter menjadi lambat dan memberikan pesan kepada user bahwa koneksi sedang ‘timed out’ karena Twitter terlalu lama merespon.

Pelaku serangan telah memerintah botnet-botnet yang dipeliharanya secara diam-diam untuk membanjiri akses ke situs-situs tersebut secara serentak. Akibatnya, tak kurang dari 300 juta pengguna Twitter, Facebook, dan Livejournal tidak dapat mengakses akibat trafik yang terlalu tinggi bahkan membuat server down.

Twitter mengalami kelumpuhan sekitar tiga jam akibat serangan yang terjadi sejak pukul 23.00 WIB. Selama tiga jam itu, sekitar 35 juta pengguna Twitter tak dapat mengirim pesan apapun. Facebook melaporkan gangguan yang sama dialami sekitar 250 juta pengguna. Sedangkan Livejournal melaporkan gangguan pada 21 juta penggunanya.

"Ini benar-benar serangan yang sangat mematikan," ujar Stephen Tanase, analis senior dari Kaspersky seperti dikutip dari UsaToday. Tidak ada serangan sebesar itu yang terjadi lagi sejak Februari 2000. Saat itu, seorang bocaha berusia 15 tahun yang menamakan dirinya Mafiaboy memerintahkan botnet-botnet untuk melumpuhkan Yahoo, eBay, Amazon, Etrade, ZDnet, dan CNN.

Dengan melumpuhkan Twitter dan situs sejenis, penyerang seolah ingin menunjukkan betapa hebatnya jaringan botnet di dunia. Analis keamanan dari perusahaan antivirus AV, Roger Thompson memperkirakan 40 persen komputer yang terhubung ke internet saat ini terinfeksi botnet. Namun, pengguna tak sadar karena seringkali program berbahaya itu menyembunyikan diri dan berperilaku wajar sehingga sulit dideteksi antivirus.

0 Responses

Posting Komentar